+62 274 623896

Home » Proyek » Analisis Dampak Program Gula Kelapa Proyek Hivos di Kulon Progo dan Banyumas

Analisis Dampak Program Gula Kelapa Proyek Hivos di Kulon Progo dan Banyumas

Consultant: Yanty Lacsana, Yani Lestari & Henricus Hari Wantoro

 

Studi Dampak dilaksanakan  bulan Agustus 2015 yang bertujuan untuk mengevalausi dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari kegiatan program serta efektivitas setiap strategi dalam mencapai hasilnya termasuk  kapasitas mitra untuk melaksanakan strategi program.  Metode analisa kualitatif menggunakan teori perubahan (Theory of Changes) sebagai kerangka dasarnya untuk menilai perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu di antara para pemangku kepentingan. Kerangka kerja ini dikembangkan sejalan dengan pendekatan pengembangan rantai nilai dalam kapasitas pasokan, mengembangkan kapasitas untuk keterkaitan ‘perantara ‘ dalam  rantai nilai dan petani kecil serta meningkatkan keterhunungan kelompok tani dengan pasar.

CIRCLE Indonesia melakukan pengumpulan data dan mevalidasi informasi dari mitra dan Hivos melalui wawancara mendalam dan FGD kepada petani /penderes, kelompok tani, , koperasi, staf ICS dan pengepul di 10 desa di Kulonprogo,  5 desa di Banyumas dan 1 desa di Purbalingga serta dengan pemerintah daerah, pembeli besar dan ekporter.

Kantor regional Hivos Asia Tenggara (Hivos ROSEA) sejak 2008 mendukung program kemitraan dengan PPLSH dalam penguatan petani gula kelapa di Banyumas, Jawa Tengah dan dengan KSU Jatirogo bagi petani di Kulonprogo, Yogyakarta. Penggunaan pendekatan rantai nilai sebagai strategi utama Hivos dalam memberikan dukungan kepada PPSLH dan KSU Jatirogo untuk memfasilitasi pelaksanaan sistem pengendalian internal (ICS) dan sistem manajemen mutu untuk sertifikasi organik gula kelapa, khususnya dalam memproduksi gula semut untuk pasar internasional.
coconut sugar 1
Proyek ini membantu memperkuat kapasitas lebih dari 5000 petani dalam memproduksi organik gula kelapa bersertifikat, mengurangi pestisida dan pupuk kimia, meningkatkan kondisi hidup mereka, status sosial dan ekonomi dan berperan  dalam rantai nilai. Mitra Program telah memperkuat kelompok tani di sisi rantai pasokan dengan pembentukan koperasi, tim ICS, dan CPU / gudang; meningkatkan kapasitas manajemen organisasi dan keterlibatan pemuda meningkat kelapa organik nilai gula chaina s staf koperasi, kader ICS dan petugas ICS; juga dalam rantai pemasaran sebagai pengepul,  atau petugas penjamin kualitas. Koperasi kini memiliki kapasitas dalam memastikan kualitas gula semut yang dihasilkan di sebagian wilayah dampingan telah memenuhi standar organik yang ditetapkan oleh lembaga sertifikasi organik internasional dan memastikan kualitas gula cetak  untuk industri besar kecap. Koperasi menerapkan standar ICS yang menginspirasi petani dan pelaku lainnya dalam industri gula kelapa untuk mengadopsi praktek-praktek serupa meskipun tanpa sertifikasi, sehingga proses replikasi ini tanpa membutuhkan investasi keuangan dari program ini.

Pertumbuhan bisnis gula semut organik gula telah mendorong koperasi untuk profesional dalam mengelola bisnis dan membina hubungan mereka ke pasar baik nasional atau internasional. Koperasi, KSU Jatirogo di Kulonprogo dan KSU Nira Satria di Banyumas lebih percaya diri dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan tetap menjaga mandat koperasi dalam  mengutamakan kesejahteraan  anggotanya

Sertifikasi gula semut memberikan dampak yang luar biasa terhadap kebijakan pemerintah daerah dalam mengembangkan ekonomi lokal. Pengakuan gula semut sebagau komoditas unggulan dalam peningkatan pendapatan daerah. Pemda Kabupaten Cilacap mambantu dana untuk sertifikasi. KSU Jatirogo telah memperoleh bantuan untuk membangun gudang di Kulonprogo dari Bank Indonesia, sedangkan Dinas Koperasi membantu pembangunan gudang dan dapur sehat yang dilengkapi dengan kompor hemat energi di Banyumas. Dinas Perindustrian dan Perdagangan membantu untuk unit pengolahan dengan memberikan oven untuk pengeringan gula, ayakan, nampan, dll, srta membantu KSU untuk menghubingkan  produsen gula kelapa dengan pasar: melibatkan mereka di pameran dagang / promosi di tingkat lokal, nasional / regional dan forum internasional. Pemerintah Banyumas memberikan asuransi kecelakaan dan asuransi jiwa untuk penyadap gula kelapa di sejak tahun 2012 dan membantu petani dalam pemeliharaan pohon kelapa dan memberikan bibit kelapa.
IMG-20151211-WA0002

Comments are closed.