Laporan Lokakarya “Advokasi Pengendalian Tembakau”
Fasilitator: Rizal Malik dan Ima Susilowati, CIRCLE Indonesia
PENDAHULUAN
Lokakarya “Advokasi Pengendalian Tembakau” dilaksanakan pada tanggal 20 – 22 Maret 2013 di hotel Novotel, Bogor, dan difasilitasi oleh Bapak Rizal Malik dan Ibu Ima Susilowati. Peserta 29 orang yang berasal baik dari berbagai organisasi maupun sebagai perorangan.
Laporan ini merupakan hasil pengamatan fasilitator dan rekapitulasi penilaian (evaluasi) tertulis para peserta lokakarya. Tujuannya untuk mendokumentasikan penilaian peserta, dan pembelajaran bagi penyelenggaraan lokakarya advokasi pengendalian tembakau di masa yang akan dating
ALUR DAN PROSES LOKAKARYA
Diagram dibawah ini adalah alur dan proses lokakarya yang digunakan dalam lokakarya ini:
Berdasarkan tanggapan para peserta, materi yang diberikan dipandang komprehensif. Alur dan sistematika juga dianggap baik. Peserta merasa bahwa topik-topik dalam alur lokakarya tersebut disampaikan dengan:
- pendekatan partisipatif
- mendayagunakan kapasitas peserta
- metode penyampaian informasi yang komunikatif dan mendorong proses belajar
Selain itu, menurut para peserta dengan pendekatan dan metode tersebut dapat menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab penuh pada peserta untuk berproses bersama mencapai tujuan lokakarya. Pada akhirnya, semua itu menciptakan diskusi interaktif yang hidup dan dinamika kelompok yang bagus.
KELUARAN (OUTPUT) LOKAKARYA
1. Dari opsi “sangat berguna”, “berguna”, dan “tidak berguna”, 26 dari 29 peserta yang terlibat sampai sesi evaluasi akhir menyatakan bahwa lokakarya sangat berguna bagi mereka, sementara tiga orang menyatakan “berguna”, seperti tergambar dalam chart berikut ini:
Berbagai manfaat yang dirasakan para peserta dari lokakarya ini:
- Terutama bagi kelompok baru, ini seperti sumur pengetahuan yang memberikan begitu banyak informasi terkini tentang pengendalian tembakau dan tentang tahapan advokasi,
- Lebih menguatkan jaringan dalam tujuan yang sama,
- Memberi pandangan dan strategi baru dalam beradvokasi,
- Dukungan kongkrit terhadap pelaksanaan Peraturan Pemerintah (PP) dari semua anggota jaringan yang menjadi kekuatan tersendiri untuk implementasi PP
- Memberi input teknis dan proses menjalankan kegiatan yang sesuai dan memadai
2. Dari lokakarya ini, peserta merasa dapat menyusun strategi advokasi yang lebih terarah dan terukur
3. Rencana aksi untuk PP dan Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang akan menjadi basis dalam melakukan advokasi bersama.
4. Inspirasi mengenai apa yang harus dilakukan di organisasi masing-masing setelah lokakarya:
- Membagikan ilmu yang didapat kepada kolega di orgniasasi untuk dapat melakukan aksi-aksi yang membantu gerakan Tobacco Controll (TC).
- Menyusun rencana kerja organisasi sesuai hasil lokakarya ini
- Menggunakan metode lokakarya untuk membangun strategi RUU penyiaran
- Melakukan srategi advokasi terhadap RUU pertembakauan
- Tindak lanjut advokasi FCTC
- Konsolidasi lembaga untuk support Rencana Tindak Lanjut (RTL)
- Mencoba menyusun rencana advokasi TC
- Tindak lanjut lokakarya untuk pembentukan task force advokasi untuk FCTC, implementasi PP, Tobacco taxation, UU Penyiaran, dan RUU Pertembakauan
- Peningkatan kerjasama dan kolaborasi antar anggota Indonesia Tobacco Control Network(ITCN) dan lembaga mitra yang baru
- Melakukan renstra untuk membantu TC
- Ilmu yang didapat akan digunakan untuk langkah-langkah melobi para pemangku kebijakan dalam RUU penyiaran
PEMBELAJARAN (LESSONS LEARNED)
- Terlalu banyak isu dengan sumber daya yang terbatas. Namun, spirit yang tinggi yang tertangkap selama lokakarya dan sistematika strategi yang telah dibahas dalam lokakarya menjadi aset yang kuat untuk segera mengambil langkah aksi.
- Selama ini, sebagian besar peserta sudah melakukan advokasi. Namun tidak semua bergerak secara sistematis dan terencana. Lokakarya ini mengajarkan tentang bagaimana merencanakan dan melakukan advokasi secara sistematis
REKOMENDASI
Proses
Karena advokasi TC sangat banyak bersinggungan dengan dimensi politik, akan lebih baik jika mengundang champion (politisi) sebagai narasumber untuk topik-topik tertentu yang relevan. Untuk topik-topik yang sarat dengan technical knowledge seperti effective message dan media advocacy, perlu mengundang narasumber untuk memperkaya pemahaman.
Bagi beberapa peserta, kejelasan petunjuk dan langkah-langkah dalam pelatihan itu sangat penting untuk membuat peserta bisa mengeluarkan pendapat. Pada akhir sesi, juga perlu disediakan waktu untuk klarifikasi hal-hal yang secara teknis ada rujukan/kaidah-kaidah umum (misalnya goal, objective, strategi, pendekatan pemecahan masalah).
Terkait dengan metode, studi kasus perlu diperbanyak untuk memperkaya diskusi. Akan lebih bagus juga bila ada permainan yang relevan dengan topik yang didiskusikan. Untuk sesi rencana aksi, perlu disiapkan soft file.
Materi
Untuk satu topik dalam sebuah unit , waktu yang tersedia dirasa kurang. Beberapa aktivitas yang direncanakan dipotong dalam satu unit topik, dalam pelaksanaannya kemudian aktivitas itu ternyata diperlukan. Contohnya adalah unit “Advokasi”, yang hanya dijadwalkan satu jam. Aktivitas mengenai “konsep-konsep yang terkait dengan advokasi” yang dipotong dari sesi, ternyata sebetulnya dibutuhkan oleh peserta. Untuk lokakarya/pelatihan yang akan datang, perlu pemotongan sebaiknya dilakukan ditingkat unit, bukan ditingkat aktivitas dalam satu unit.
Rencana Aksi (Action Plan)
Sebagai sebuah produk aktivitas selama dua jam, action plan yang dihasilkan dipandang memiliki kualitas yang tinggi. Namun demikian, Campaign for Tobacco-Free Kids (CTFK) perlu segera melakukan pertemuan lanjutan untuk mengkonsolidasikan rencana aksi yang sudah dihasilkan dan mengkoordinasikan langkah-langkah aksi yang perlu diambil untuk advokasi jaringan.








Recent Posts
- Pelatihan Pembuatan Video Dokumentari Cerita Perubahan Menggunakan Smartphone.
- Zoominar: Market Led Development “Dari Fair Trade ke Creating Shared Value”
- Webinar: Pendekatan Evaluasi di Tengah Pandemi COVID-19
- Pelatihan Daring: Monitoring, Evaluasi dan Pembelajaran Program Secara Partisipatif (MEL)
- Pelatihan Daring: Project Cycle Management (Perencanaan Monitoring & Evaluasi) untuk Meningkatkan Efektivitas Program CSR.
Recent Comments
Archives
- December 2020
- July 2020
- June 2020
- May 2020
- December 2019
- November 2019
- August 2019
- July 2019
- May 2019
- April 2019
- January 2019
- September 2018
- August 2018
- July 2018
- January 2018
- November 2017
- October 2017
- September 2017
- August 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- December 2016
- November 2016
- October 2016
- July 2016
- June 2016
- April 2016
- January 2016
- December 2015
- September 2015
- July 2015
- May 2015
- January 2015
- December 2014
- August 2014
- April 2014
- March 2014
- February 2014
- January 2014
- December 2013
- November 2013
- October 2013
- September 2013