+62 274 623896

Home » Proyek » Delivering Expanded Resources for AIDS Programming Project (DERAP) – USAID

Delivering Expanded Resources for AIDS Programming Project (DERAP) – USAID

Tim CIRCLE Indonesia

  1. Deddy Heriyanto, Team Leader
  2. Galuh Andhani Ratih, Finance Officer
  3. Reina A, Admin Officer
  4. Panca Saktiyani, Gender Based Violence Specialist -DKI
  5. Suhendro Sugiharto, Technical Integrity Adviser – DKI
  6. Novitasari, Technical Integrity Consultant – DKI
  7. Lucky Sanjaya, Technical Integrity Consultant – DKI
  8. Edi Sugiarto, Community Empowerment & Advocacy Specialist – DKI
  9. Tengku Rodhan, Technical Integrity Consultant – Papua
  10. Lucia Ernie, Gender Based Violence Specialist – Papua
  11. Aries Setiawan, Community Empowerment & Advocacy Specialist – Papua

 

Latar Belakang
Indonesia termasuk negara dengan epidemi HIV terkonsenterasi, artinya pada satu atau lebih populasi kunci prevalensi HIV telah lebih besar dari 5%. Populasi kunci yang dimaksud adalah pengguna napza suntik, waria, pekerja seks serta pelanggannya serta LSL (Lelaki suka Lelaki)Program penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia telah dimulai sejak sekitar tahun 1987 dan eskalasinya meningkat di 1999 sampai sekarang dengan bantuan dana USAID, AUSAID dan Global Fund. Upaya Pemerintah dalam penanggulangan AIDS (KPA) dengan :

  1. Membentuk KPA ( Komisi Penanggulangan AID) sejak tahun 1994 untuk melakukan koordinasi upaya penanggulangan HIV-AIDS yang melibatkan antar kementerian tidak hanya Kementerian Kesehatan.
  2. PAda tahun 2013 Kemenkes meluncurkan program Strategic Use of Antiretroviral (SUFA) di beberapa kabupaten/kota. Tujuan SUFA adalah “Tercapainya target nasional perawatan klinik dan pengobatan ARV bagi ODHA, meningkatnya kepesertaan dan kepatuhan pengobatan ARV agar berdampak pada penurunan penularan HIV”.
  3. Pelaksanaan SUFA digabungkan dengan program LKB. Layanan Komprehensif Berkelanjutan yang diluncurkan tahun 2012. LKB adalah upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sebagai layanan terpadu dan berkesinambungan dan memberikan dukungan baik aspek manajerial, medis, psikologis maupun sosial bagi ODHA dan masyarakat. LKB melibatkan masyarakat, pihak swasta, kader, LSM, kelompok dampingan sebaya, ODHA, keluarga, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta organisasi/kelompok yang ada di masyarakat.LKB dan SUFA bertujuan:
    • menurunkan jumlah kasus baru HIV
    • menurunkan angka kematian
    • menurunkan stigma dan diskriminasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA.

Proyek DERAP mendapat dukungan USAID untuk memperluas layanan pemerintah dalam penangulangan HIV-AIDS. DERAP mendukung pelaksanaan LKB/SUFA di tingkat kabupaten/kota melalui kerjasama dengan CSO dan jaringan kerja penyedia layanan kesehatan (Puskesmas, Klinik, RSUD). Proyek mendukung program berupa penjangkauan dan pendampingan (outreach) yang berorientasi pada :

  1. Peningkatan cakupan layanan tes HIV sukarela
  2. Mempromsoikan perilaku hidup sehat melalui pemakaian alat pencegahan penularan HIV secara konsisten (kondom dan pelicin, dan/atau alat suntik)
  3. Mengakses layanan pemeriksaan dan pengobatan IMS secara reguler; mengakses pengobatan ARV secara dini
  4. Peningkatan kepatuhan minum obat
  5. Mengakses tes viral load
  6. Pemeriksaan dan pengobatan infeksi oportunistik.

 

Kegiatan tim CIRCLE Indonesia:
Kerjasama CIRCLE Indonesia pada Proyek DERAP adalah memberikan asistensi teknis bagi CSO, pemerintah (terutama SKPD keseharan, puskesmas, RSUD) dan pihak swasta (klinik) di tingkat kabupaten/kota dan provinsi untuk mencapai 4 outcome. Proyek DERAP dilaksanakan di 5 wilayah DKI Jakarta dan 3 kabupaten/ kota di Papua (Wamena, Jayapura dan Timika) mulai 1 Juli 2015 sampai 9 Mei 2016.

CIRCLE Indonesia bekerja sama dengan 13 CSO yang berlokasi di DKI Jakarta dan Papua, seperti tersebut dibawah ini:

8 (delapan) CSO di DKI Jakarta:

  • Yayasan Rempah
  • Yayasan Anak dan Perempuan
  • Yayasan Bandung Wangi
  • Yayasan Srikandi Sejati
  • Yayasan Karisma
  • Yayasan Kusuma Buwana
  • Angsa Merah
  • Yayasan Inter Medika

5 (lima) CSO di Papua:

  • Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kota Jayapura
  • Institut Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (ICDP) Kota Jayapura Mimika
  • Yayasan Caritas Timika Papua
  • Yayasan Tali Kasih Wamena
  • Klinik Kalvari Wamena

 

4 outcome proyek DERAP

  • Outcome 1: Penguatan koordinasi di tingkat provinsi dan mitra kabupaten, serta persiapan mitra kabupaten dalam pelaksanaan SUFA
  • Outcome 2: Peningkatan kapasitas pemerintah kabupaten dan sumber daya untuk perbaikan dan memperluas pelayanan dalam mendukung pencapaian tujuan akhir PEPFAR
  • Outcome 3: Penguatan CSO-Puskesmas / rumah sakit dan klinik swasta di kabupaten/kota dalam pencegahan HIV, perawatan dan dukungan, dan pengobatan ARV.
  • Outcome 4: Meningkatnya partisipasi masyarakat populasi kunci untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan peduli dalam mendukung pencegahan HIV.

 

Para mentor yang terdidri dari konsultan yang berpengalaman dalam isu penagggulamgan HIV-AIDS dan ahli gender telah melakukan strategi pendekatan berikut:

  1. Menjalin kemitraan strategis dengan Dinas Kesehatan, sebagai penanggungjawab utama SUFA dan sebagai pengawas serta pembina terhadap layanan kesehatan.
  2. Berkordinasi dengan  KPA Provinsi dan KPA Kabupaten/Kota  dalam pelaksanaan  penanggulangan HIV di levelnya masing-masing.
  3. Memperkuat SKPD-UKPD (propinsi dan Kota di DKI) dalam melakukan perencanaan program penanggulangan HIV   dengan melalui kegiatan advokasi/penguatan perencanaan anggaran di tingkat distrik,  audiensi awal,  peyamaan persepsi rencana program kegiatan DERAP project untuk menunjang pelaksanaan rencana Fast track Jakarta City Ending AIDS epidemic 2020 Komisi Penanggulangan AIDS provinsi DKI Jakarta, Rapat koordinasi Biro Kesos – KPAP – SKPD, Lokarya KPAK – SKPD/UKPD (KPAK Jakarta Barat, KPAK Jakarta Timur, KPAK Jakarta Utara, KPAK Jakarta Selatan, Asistensi ke KPAK), Penerbitan dan sosialisasi Instruksi Walikota Jakarta Utara, penyampaian hasil lokarya ke KPAP dan Rekomendasi
  4. Meningkatkan jaringan lintas sektor untuk penanganan GBV (Gender Based Violence/Kekerasan Berbasis Gender) dalam isu HIV.
  5. Melakukan penguatan langsung kepada layanan kesehatan, untuk meningkatkan kualitas perencanaan, kualitas layanan PKM dalam hal testing, konseling dan pengobatan HIV melalui kegiatan Mini Lokakarya di Puskesmas
  6. Memperkuat kemitraan CSO dan Puskesmas agar terjadi kerjasama perujukan yang semakin erat dan efektif.
  7. Memperkuat kapasitas organisasi CSO, agar CSO meningkat kapasitasnya dalam hal tata kelola organisasi, baik dalam hal analisis data, manajemen perencanaan, manajemen SDM, dan negosiasi.
  8. Memperkuat CSO dalam hal kapasitas teknis layanan, diantaranya memperkuat SOP penjangkauan dan pendampingan, peningkatan kapasitas dalam pengorganisasian komunitas, asistensi CSO dalam melakukan aktivitas lapangan, memberikan edukasi pada populasi kunci, dan peningkatan partisipasi komunitas kunci untuk mendorong kebijakan dan lingkungan yang kondusif untuk pencegahan HIV dan perawatan/pengobatan Adapun kegiatan yang dilakukan untuk mendukung strategi ini adalah melakukan penjajakan kinerja organisasi dengan menggunaka tools QAQI
  9. Mendekatkan akses populasi kunci untuk kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Melalui Lokakarya BPJS yang mendorong pihak BPJS untuk memperjelas posisi pendanaan HIV dalam JKN, mencari peluang pembiayaan alternative pengobatan HIV. Contoh jaminan kesehatan daerah (Jakarta sehat, jamkesda, jamkespa), tindak lanjut: mendorong KAP untuk mendaftar BPJS atau mengakses alternative pembiayaan lain yang tersedia, sosialisasi JKN – BPJS dan Identitas Kependudukan bagi populasi kunciMekipun proyek DERAP sudah berakhir pada tanggal 9 Mei 2016, namun dengan terjalinnya kerjasama dengan Kementrian dan Dinas Kesehatan serta CSOs yang terkait, diharapkan kegiatan penanggulanagn HIV-AIDS di tingkat masyarakat akan tetap berlanjut.

 

Hingga akhir program, tim CIRCLE menyelenggarakan kegiatan (pelatihan, workshop, assessment, bimtek PKM), diluar kegiatan one on one mentoring. Jumlah partisipan yang terlibat dalam berbai kegiatan CIRCLE tersebut adalah 1789 dari CSO (722 laki-laki, 982 perempuan dan 85 transgender) , 776 dari Puskesmas (211 laki-laki, 559 perempuan dan 6 Transgender) dan 465 (200 laki-laki dan 265 perempuan) dari stakeholder lainnya (Rumah sakit, dinas kesehatan, KPAP/KPAK, dsb).

Mekipun proyek DERAP sudah berakhir pada tanggal 9 Mei 2016, namun dengan terjalinnya kerjasama dengan Kementrian dan Dinas Kesehatan serta CSOs yang terkait, diharapkan kegiatan penanggulanagn HIV-AIDS di tingkat masyarakat akan tetap berlanjut.

 

 

 
 
 

Comments are closed.